Sejarah Artprototo
Mar 31
Artprototo dimulai sejak masa kuliah, sejak th 2000 oleh 8 orang mahasiswa Design Interior dari beberapa angkatan di Fakultas Seni Rupa Dan Design ITB, yaitu sebagai konsultan design, baik interior, grafis, panggung, dan apapun yang berhubungan dengan design.
Setelah masing-masing mahasiswa tersebut lulus kuliah, tiga orang diantaranya melanjutkan nama Artprototo di tahun 2002, memfokuskan diri sebagai konsultan dan kontraktor interior saja.
Dimulai dengan modal satu komputer dan satu kasur, ketiganya mendapat keberuntungan menempati sebuah kamar kosong di sebuah ruko di daerah muhammad Toha, Bandung. Ruko itu sebenarnya merupakan gudang arsip sebuah perusahaaan, dan dari sudut pandang sang pemilik ruko, selain beramal, gudangnya akan terasa lebih aman bila ada yang menempati karena memang ruko itu tidak ada penunggunya.
6 bulan setelah menempatinya, perusahaan pemilik gudang arsip tersebut mengalami masalah intern di mana hal itu berpengaruh pula pada pengkondisian ruko itu. Kami terpaksa meninggalkannya.
Dengan bekal keuntungan dari sebuah proyek kantor yang berhasil kami garap di gedung BRI Tower dan beberapa proyek lainnya, kami mencari rumah kontrakan yang cukup terjangkau, mencetak brosur dan kartu nama, melengkapi kebutuhan komputer dan lain-lain.
Rumah yang kami jadikan kantor kedua kami itu berlokasi di daerah Awiligar, Bandung. Di situlah mereka mulai menetapkan sistem gaji untuk diri mereka sendiri, dan gaji yang disepakati adalah 600ribu per bulan.
Sedikit demi sedikit mereka menjalankan proyek demi proyek dan akhirnya mulai memiliki beberapa pelanggan. Salah satu pelanggan tetap yang berlanjut sejak itu hingga kini adalah Skaters .co. sebuah perusahaan clothing di Bandung.
Setelah menempati Awiligar selama 3 tahun, selain karena lokasi awiligar dirasa terlalu jauh dari pusat kota, dan karena biaya sewa terus melambung, mereka akhirnya memutuskan untuk mencari kontrakan rumah yang lebih dekat dengan suplier dan lebih mudah dijangkau para client. Mereka akhirnya berjodoh dengan rumah di daerah Taman Siswa, Bandung.
Di situlah pertama kali mereka memberanikan diri untuk membuka lamaran di koran untuk mulai menerima karyawan. Mereka juga mengontrak sebuah tanah kosong yang difungsikan sebagai workshop mebel.
Satu diantara tiga personil memisahkan diri karena menikah dan berencana membangun rumah tangga di Jakarta, kampung halamannya, bersama istrinya yang memang tinggal juga di sana.
Akhirnya dengan beranggotakan dua orang, di tahun ke tiga semenjak menempati Taman Siswa, Artprototo kembali berpindah lokasi. Kini di Jalan Karawitan, lebih dekat dengan workshop. Di karawitan itulah, sebelum sekali lagi berpindah kantor ke Jl. Babakan Jati, satu personil kembali memisahkan diri, dan tinggallah satu personil yang memotori Artprototo.
Di Babakan Jati, kantor akhirnya telah menjadi satu lokasi dengan workshopnya, dan Artprototo terus menjalankan tugasnya sebagai konsultan dan kontraktor interior.